Menjalani kehamilan anak kedua ini ternyata tak semudah dan seindah saat hamil anak pertama. Kalau saat hamil anak pertama, kendala yang dialami tidak banyak. Mulai dari bercak darah akibat janin yang kurang kuat, lalu tubuh lemah lesu tak berdaya setelah makan jagung, serta anti makan ikan dan hanya mau makan ayam. Ohya, ada lagi yaitu doyan konsumsi tempe hehehe...
Jauh berbeda dengan kehamilan anak kedua. Alhamdulillah diawal kehamilan, calon bayi sudah kuat. Tinggal dikontrol sampai lahiran. Kemudian mengalami yang namanya mual-mual sampai harus mengkonsumsi obat anti mual dari dokter. Jadi berat badan sempat sedikit menurun. Ketika lagi gak nafsu makan, pilihan menu yang ada di kepala cuma sate padang. Untuk tubuh lemah letih lesu, oh itu masih menjuarai drama kehamilan ini. Dimanapun dan kapanpun rasa ingin pingsan selalu ada. Awalnya gak tau kenapa tapi hampir diakhir kehamilan, penyebabnya ditemukan.
Kira-kira sejak memasuki kehamilan kelima, rasanya tubuh ini semakin lemah saja. Gak bisa berdiri lama-lama. Bahkan kadang, lagi duduk pun bisa-bisanya kepala ini terasa pusing dan badan lemah seperti orang yang mau pingsan. Lha?
Karena sepertinya keadaan semakin parah, akhirnya saya dan suami memutuskan untuk cek ke dokter. Dari dokter diarahkan untuk tes labor. Maka, kami pun langsung cek labor. Diambil sampel darahnya dan malam harinya, hasil lab keluar. Saya langsung contact ke dokter melihatkan hasil lab. Dan ternyata saya kurang darah. Haemoglobin hanya 7,5. Sementara normalnya untuk wanita sekitar 12-16. Dan agar bisa lahiran normal tanpa rasa was-was haemoglobin harus diangka minimal 8. Karena waktu lahiran semakin dekat dan sudah gak bisa terkejar lewat makanan, dokter menyarankan untuk transfusi darah atau infus zat besi. saya memilih infus zat besi. Karena ngeri membayangkan harus transfusi darah. Konon kabarnya rasanya juga sakit ya?
Alhamdulillah, setelah 2x melakukan infus zat besi, tubuh lebih enakan dan akhirnya bisa lahiran dengan normal.
Eh tapi, masih ada satu perbedaan antara anak pertama dan kedua ini. Yaitu disaat lahiran. Kalau anak pertama tanda-tanda kehamilan yang muncul dan kontraksi secara wajar. Anak yang kedua ini? Hemm...tydaq ada kontraksi maupun bercak darah. Sebenarnya perut udah sakit-sakit. Tapi bukan seperti kontraksi. Malah tidak ada kemunculan bercak darah walau setitik. Padahal diri ini udah deg-degan setiap kali ke toilet. Sampai pada tanggal perkiraan lahiran pun, si bayi ini tidak menunjukkan tanda-tanda ingin keluar. Dari dokter diberi resep obat induksi agar si kecil ini keluar.
31 Maret malam sekitar pukul 22.00 wib, minum obat pertama. Ditunggu-tunggu reaksinya, nihil. 6 jam kemudian minum obat ke dua di pukul 04.00 wib. Hwalaaa...kejutan... Rasa sakit datang bertubi-tubi sejam kemudian. Jam 07.00 pagi, kita ke rumah sakit. Dan ternyata sudah bukaan 5. Masuk UGD, menyelesaikan administrasi, lalu diantar ke ruang bersalin di bukaan ke-8. Sekitar satu jam kemudian, brojollah si bayi besar ini. Tanggal 01 April 2022, berjenis kelamin laki-laki, dengan berat 3,7 dan panjang 52cm.
.jpg)
"Assalamualaikum anak ayah dan bunda nomor dua. Semoga tumbuh jadi anak sholeh. Ayah dan bunda insyaallah akan belajar terus untuk membimbing dan membesarkanmu sebagaimana mestinya. Kita jalin kerjasama yang baik oke? Welcome to the world my baby" :*