Sudah 1 tahun 8 bulan umur Sabil, artinya hampir 2 tahun saya belajar menjadi seorang ibu. Ternyata menjadi seorang ibu itu benar-benar Emejing Cekulay (baca: Amazing Sekali 😁).
Disaat anak sehat wal afiat, uh...menyenangkan sekali. kami bermain, bernyanyi, tertawa, jalan-jalan, nonton video, macam-macam deh. Tapi ketika sakit, oh nooo...nooo... 😵
Waktu Sabil masih kecil-kecilnya, dia jarang sekali sakit. Tapi setelah mulai tambah bulan, frekuensi Sabil sakit agak sering. Yang dulunya cuma hangat-hangat badan setelah imunisasi, sekarang malah gak ada imunisasi tiba-tiba demam. Kalau kata orang tua sih, tambah kepintaran. Ya mungkin juga sih, apalagi setelah demam, memang ada saja kepintaran Sabil yang baru hehehe... lagipula kata mama, umur setahun - dua tahun itu umur yang wajar kalau si kecil sakit.
Selama 1 tahun 8 bulan ini juga saya belajar membaca kondisi Sabil ketika sakit. Ketika Sabil demam, nafsu makan Sabil stabil dan dia tidak cengeng loh. Dan saya tidak terlalu khawatir. Saya selalu menyediakan alat tempur seperti termometer badan. Ini penting untuk tau suhu badan anak, kita bisa mengontrol demam anak apakah naik atau turun, sehingga bisa mengurangi kemungkinan anak terkena step. Lalu sediakan juga obat penurun panas seperti paracetamol dan kompres siap pakai. Kalau sudah tiga benda ini ada di rumah, Insyaallah saya bisa meninggalkan Sabil dengan tenang saat pergi ke kantor. Dan yang paling bikin saya tenang, ada dua tante-tante dokternya yang selalu memantau perkembangan Sabil. Alhamdulillah.
Disaat Sabil flu biasanya diikuti dengan batuk, disini saya agak repot. Tiap malam hari batuk Sabil selalu kambuh dengan dahsyatnya. Terkadang diiringi dengan muntah. Bisa saya tandai siklusnya: malam hari - minum susu - batuk - muntah - tidur -sesekali menangis karena batuk dan hidung tersumbat. Jadilah saya kurang tidur saat itu karena kaget dengar batuk Sabil sedang enak tidur.
Pernah suatu hari Sabil demam tinggi sekali. Rewel, nangis-nangis melulu. BAB-nya juga sering banget. Udah kayak diare. Pagi hari sih demamnya tidak terlalu tinggi, tapi begitu sore dan malam hari demamnya bisa naik sampai 37 derajat. Tapi frekuensi BAB-nya tetap sering. Tidur Sabil pun jadi susah. Dia akan nyaman ketika tidur sambil dipeluk dalam kondisi duduk. Alhasil saya dan suami mengatur posisi bantal agar saya bisa tidur duduk sambil memeluk Sabil supaya tidurnya lelap. Esok harinya saya ingin sekali memberikan kelapa muda asli untuk Sabil. Suami pun membelikan dan segera kami minumkan. Gak berapa lama punggung Sabil penuh dengan bintik merah. Setelah diperiksa tantenya, ternyata Sabil kena campak. Setelah minum obat, perlahan Sabil pun sehat.
Dan kemarin, Sabil sakit mata. Waduuuh,, kasihan melihat matanya penuh dengan belek ketika bangun tidur. Dan lebih kasihan lagi ketika ditetesi obat mata. Pasti agak pedih-pedih sedikit. Dan menurut tantenya, sakit mata Sabil disebabkan oleh bakteri dan harus diobati pakai obat tetes mata. Sabil sih pegang sembarangan, trus ngucek-ngucek mata, jadi sakit kan? Cian anak bunda 😭.
Kesimpulan hasil belajar saya dalam menghadapi anak sakit:
1. JANGAN PANIK (di capslock dan bold, karena penting). Bersikap tenang akan sangat membantu orang tua dalam mengambil tindakan medis yang diperlukan anak.
2. Kalau anak demam, bajunya jangan tebal-tebal, cukup baju tipis. Kadang malah Sabil saya pakein singlet aja. Kompres dengan air hangat atau kompres siap pakai. Boleh dikompres di titik-titik tertentu, misalnya ketiak, kening, lipatan kaki. Jangan lupa untuk selalu memberi air putih supaya anak rajin pipis.
3. Ketika anak muntah, biarkan muntahnya keluar. Beri minum air putih hangat, lalu bersihkan badan dan pakaian anak. Beri minyak telon ke badan anak supaya terasa hangat dan nyaman.
4. Perhatikan makan anak selama sakit.
5. Kalau anak diare, beri minum sebanyak-banyaknya biar gak dehidrasi.
6. Kalau anak dirasa masuk angin, coba beri ramuan tradisional yaitu minyak dan bawang merah untuk dipijatkan ke seluruh tubuh.
7. Jika sakit anak dalam 3 hari tidak sembuh dan jika kondisi anak semakin parah, jangan ragu untuk membawa ke dokter.
Kira-kira segitu tips singkat dari saya. Intinya sih gak boleh panik ya buibu...pakbapak... Dan semoga anak-anak kita sehat-sehat selalu.