Liburan...oh...liburan. Ih...pengen banget keleus nikmati liburan. Santai-santai di pantai, oles-oles sunblock ke kulit, pakai topi pantai, gelar tikar sambil nikmati air kelapa muda.
Jadi gini... Jauh-jauh hari, sepupu Asenk (suami yang dicinta), kita sebut namanya Nanda, mengundang keluarga kecil kami ke acara pernikahannya di Cibubur, Jakarta di bulan Oktober. Dengan senang hati kita setuju buat hadir di hari bahagianya Nanda. Yeeeey jalan-jalan ke Jakarta :D Karena kita berdua yakin nih masih punya cukup banyak stok cuti untuk tahun ini. Cuti saya 9 hari dan cuti Asenk 7 hari.
Dan kemudian bencana kecil itupun datang. Asal muasal bencana ini datangnya dari kantor aku. Berhubung ada kontrak baru, ada peraturan kalau bulan Oktober sampai dengan Desember seluruh karyawan tidak boleh cuti. Cuti yang ada, hangus secara paksa. Oh NOOOOO!!!! Runtuhlah seketika mimpi kami untuk jalan-jalan santai di Jakarta. padahal pengennya sih bisa melipir ke Bandung. Main-main manja gituh. Tapi apalah daya, semua musnah.
Galau hati tak terobati sampailah pada 2 minggu jelang resepsi. Finally, our agreement is Asenk berangkat sendiri mewakili keluarga kami, saya dan Sabil (anak yang dicinta) tinggal di rumah. Tapi Asenk cukup berat hati meninggalkan kami. 80% of his desire is the three of us present at the Nanda's wedding ceremony. Tapi yaaaaa gimana....
Segala cara kita coba pikirkan supaya saya dan Sabil bisa ikut ke Jakarta. Satu-satunya cara adalah saya minta izin ke pak Boss untuk boleh ke luar kota. Heiimmmmm... Dengan mengumpulkan tenaga dan jantung yang dag-dig-dug, saya coba curhat sama pak Boss. Kali-kali aja bisa dapat izin gak masuk kerja. Yaaah namanya hati yang tulus memamng diberi kegahagiaan. Hiyeeeeyyy...dapat izin boleh gak masuk kerja. Wooohhoooo...mamaci pak Boss. Cus langsung beli tiket kita ke Jakarta. Wooohhooooo \o/
Btw, kalau bepergian sendiri saya sih gak perlu terlalu khawatir. Siapin baju dan uang yang banyak. Udah. Tapi kali ini lain cerita. Saya pergi bawa Sabil yang masih 7 bulan. Rempong cyiiiin... Baju dan perlengkapannya aja udah satu koper, belum perintilan lain yang harus dimasukin ke ransel untuk dibawa ke kabin. Alhasil, jadinya kita bawa 2 koper (satu koper saya dan Asenk, satu koper Sabil), plus 2 ransel (satu ransel saya dan Asenk, satu ransel Sabil)
Ngomongin soal isi ransel sabil, saya perlu googling dari beberapa blog untuk bikin list apa-apa yang dibutuhkan Sabil selama perjalanan. Jadi berikut kira-kira isi tas ransel Sabil, bayi 7 bulan adalah:
- Susu bantu. Kalau-kalau dibutuhkan.
- Termos air panas dan air panas.
- Air mineral. Campuran air panas untuk susu.
- Biscuit. Mengingat melewati jam makan Sabil. Pasti dia lapar.
- Botol makan dan gelas kecil. Sebelum dimasukkan ke botol makan, biskuitnya tinggal dihancurkan di gelas kecil.
- Tisu basah.
- Baju ganti.
- Popok sekali pakai.
- Selimut.
- Topi dingin. Siapa tau Sabil kedinginan.
- Mainan kesukaan Sabil.
- Nursing apron. Penting dibawa, karena selama penerbangan atau minimal saat take off dan landing dianjurkan untuk menyusui bayi supaya tidak rewel karena telingannya yang sakit.
Jam 16.35 kita bertiga berangkat dari Pekanbaru menuju Jakarta naik pesawat Garuda Indonesia. Efek kerja di maskapai ini, jadi bisa dapat bantuan ekstra untuk masalah tempat duduk. Berkat bantuan Tari dan Tina, kami duduk di ekonomi paling depan. Area lebih luas, cocok untuk yang membawa baby. Alhamdulillah,,,makasih Tari... Makasih Tina...
 |
:: Menyempatkan nonton sambil nyusuin Sabil :: |
Sekitar satu jam perjalanan, jam 18.35 kami sampai di Jakarta. Setelah mengambil bagasi, dan "(bukan) liburan kilat" kami pun dimulai. Esok saya ceritain lagi yaaa... :)